Hari-hari yang kulalui,
Terasa indah sekali,
Tiba detik waktu,
Aku pasti disitu,
Dengan pen dan buku.
Namun, seperti selalu,
Aku harus menunggu, dan terus menunggu…..
Ketahuilah….
Aku juga manusia biasa seperti kamu,
Kadang-kadang kewarasan akal di luar batas
kawalan,
Rotan hinggap ke tangan,
Lebam dek cubitan di lengan,
Maki hamun, jadi ‘makanan’.
Saban
hari,
Aku melihatmu,
Di dalam kamar nan indah itu,
Di lorong-lorong nan berliku,
Di celah-celah bangunan itu,
Apa tujuan, apa arah tujumu,
Tidak pernah kau nyatakan
padaku.
Aku berhak mencari,
Namun kadang-kadang aku
memilih untuk menanti,
Ibarat tunggul mati,
Kau tetap tidak menghadirkan
diri..
Kadang-kadang,
Engkau kuanggap guru,
Engkau mengajarku sesuatu,
Kesabaran meladeni ulahmu,
Ketabahan menghadapi karenahmu,
Kecekalan menghadapi perjuangan
bersamamu,
Kegembiraan meraikan kejayaanmu.
Aku
ibarat ibumu,
Kasihku umpama lautan tidak
bertepi,
Seluas 1000 kali padang hoki,
Malah, lebih lagi,
Namun,
Mengapa engkau tak pernah
mengerti,
Tak pernah cuba memahami,
Walau beribu kali, ku kau
sakiti,
Kemaafan ku beri dengan
seikhlas hati,
Apa yang ku lakukan selama
ini,
Untukmu,,,
Permata hati…
amatur~
No comments:
Post a Comment